Pages

Friday, February 14, 2014

Story : Menjadi Saksi Mata Meletusnya Gunung Kelud 2014


Hi gorgeous,  sengaja ngepost ini mulai dari judul sampai postingan dengan bahasa Indonesia. Dan dilihat dari judul, yahhhh gak jauh - jauh lahh dari peristiwa yang mulai terjadi kemarin 13 Februari 2014 tepatnya pukul 22.50 di salah satu Gunung terunik di Indonesia dan dunia ini, Gunung Kelud. Yang ikut menjadi daftar tambahan peristiwa gunung meletus setelah Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Kejadiannya sangat cepat dari perkiraan.  Yah, banyak dari kami yang melihat kengan segala kegugupan, apalagi kami memiliki keluarga didaerah yang lebih dekat radiusnya dari sana. Sebelumnya ini paoaran singkat letak dan kondisi aku berada:

Waktu fase letusan 1 : pukul 23.00 an (13 Feb 2014) sampai pagi subuh (14 Feb 2013)
Posisi : Kecamatan Wates, Kab. Kediri (+- radius 10 sampai belasan km dari area)
Kejelasan fenomena : Sangat jelas, hujan abu cukup deras (kawasan terdekat dari Kelud untuk Pengungsian)
Perasaan : jangan tanya dehhh, speechless!

Dan saya tekankan bahwa semua tulisan yang saya post di blog saya ini murni dari pendapat maupun fakta yang saya beri maupun terima sendiri, cerita ini diceritakan oleh Shinta Laura Dewani sebagai pribadi yaa...

So I will tearfully start this story from ...

1. Kelud, Awal Berjumpa, Kekaguman Mendalam
Kelud, hmmm, if you want to know the completely details go check the Google or Ensiklopedia.  Aku awalnya hanya tahu bahwa Gunung ini adalah Gunung yang terletak dikawasan timur Kab. Kediri, Jawa Timur tepatnya Ds. Sugihwaras, yang sebenernya juga jadi part dari daerah lain seperti Blitar dan Nganjuk. Gunung ini sakral namun indah dan menakjubkan, pada saat aku muda dulu.. aku memang bukan termasuk anak yang dengan mudah jalan2 atau pergi ke berbagai tempat karena orangtuaku memang protektif dan begitu mudah khawatir dengan kegiatan anaknya. Maklum anak pertama .. cewek. Haha. Dan aku bangga bahwa pada akhirnya aku dapat kesana dengan tiket dan waktu yang lebih tepat dan hebat. Aku menjadi bagian dari Duta pariwisata Inu Kirana Kab. Kediri 2013 pada tepat tahun lalu, di Februari lalu. Singkat cerita dari sanalah aku mulai mengetahui apa itu Gunung Kelud mulai dari teori hingga story. Dan pada saat City Tour Duta Pariwisata saat itu, kami ber 20 anak diajak menuju kesana langsung melihat panorama Gunung Kelud serta Anak Gunung Kelud atau yang dengan bangganya kami menyebut Baby Volcano.

Haha... saat itu antusias sekali untuk mengetahui lebih dalam mengenai tempat yang juga menjadi Ikon Pariwisata Kab. Kediri ini.  Ditambah lagi hadirnya Theater Gunung Kelud yang menambah sentuhan modern ynag memutarkan klip2 tentang Gunung Kelud yang komunikatif. Semua yang ada di Gunung Kelud saat itu menjadi tujuan pertama dan utama kami kala itu. Dan kalau boleh jujur, itu kali pertama dan terakhir pengalaman ber-Keludku.

Intinya, anak gunung tersebut tercipta atas tersendatnya erupsi Gunung Kelud tahun 2007 yang kemudian perlahan tumbuhlah anak gunung tersebut. Banyak yang bilang ini menakjubkan, banyak yang bicara bahaya, bahkan ada pula yang sejak tahun 2007 tersebut beberapa orang beranggapan bahwa gunung ini tidak dianjurkan menjadi tempat wisata karena potensi erusi mendatang yang jauh lebih dahsyat lagi yang entah kapan. FYI, peristiwa anak gunung dan segala fenomena Gunung Kelud ini mengantarkannya menjadi salah 1 dari 2 gunung di dunia yang memiliki kejadian serupa sekaligus berhasil meraih Anugerah Wisata Alam tingkat nasional yang tak hanya mewakili Kab. Kediri, namun juga Provinsi Jawa Timur . Kala itu, hanya kagum dan bangga menjadi anak2 muda terpilih yang begitu bisa merasakan takjub memilikinya. Yaa, after a long time kept my own deep curiosity that way.

Selain itu berbagai cerita legenda jaman dahulu juga ikut menyemarakkan hati kami buat tahu lebih dekat Gunung ini. Mungkin ceritanya bisa temen2 baca, dengar, atau lihat diberbagai sumber karena toh, cerita ini terdiri dari berbagai macam versi. Wiihhh, kangeeen banget masa masa itu... Btw disana juga masih rutin menjadi tempat semacam sembahyang dan ritual oleh umat Hindu yang berasal dari masyarakat lokalnya, maupun dari daerah Bali.
Kalo malem kemaren gak terjadi, rasanya cuma pengen bilang, ayooo ke Kelud lagi!!! :'(


2. Opini Pribadi dari Berbagai Pribadi
Aku ucapkan lagi bahwa cerita pada paragraf2 sebelumnya hanya story saya ketika melakukan kegiatan Duta Pariwisata, namun bukan atas nama sebagai Duta Pariwisata yak guys. Hmmm...


Berbicara mengenai opini tentang Gunung Kelud sebenarnya adalah lebih kepada cara2 memperlakukan gunung tersebut sendiri. Mungkin banyak sekali pro dan kontra tentang dijadikannya potensi pariwisata,  banyak sekali, bahkan salah seorang yang menurut saya ahli dalam bidang ini kala itu berbicara mengenai hal yang sama. Kelud terlalu berbahaya untuk menjadi kawasan wisata. Namun beberapa pendapat lain yang sebenarnya juga tidak begitu rasional namun aku lebih condong untuk percaya adalah bahwa Gunung Kelud haruslah diperlakukan sebagaimana gunung sakral seharusnya. Jika memang tempat sembahyang ya silakan,  tempat wisata juga silakan, tempat bertuahpun juga silakan, namun jangan melakukan hal - hal yang mungkin sedikit melenceng dan tidak menghormatinya. Sulit yah ngomongnya, mungkin pada gak paham juga sihh hahaha, tapi yuk lah kita anak muda, mungkin yang lagi sama pacar disana juga jangan yang aneh2,  jangan menghardik juga ritual yang ada disana. Waduuhh, mungkin pada ngira aku sok jadi Mbah2nya sana, tapi plis, aku orang Kediri, aku memang juga makhluk masa kini yang sarat akan ilmu tapi aku benar2 menghargai yang namanya tradisi. Aku nggak ingin bawa2 SARA ya disini, dan paling nggak ada kata orang dulu yang selalu aku jafikan pegangan, "kalo percaya ya sudah, kalo gak percaya ya jangan meremehkan" Aman2 dulu lah yaa...

Kita harus sama2 saling menghargai, mungkin bagi sebagian orang disana Kelud adalah gunung yang segala sesuatu tentang alamnya bisa dinalar dengan ilmu dan pemikiran. Tapi bagiku pribadi, ada sisi lain yang melegenda di Kelud yang mungkin tak hanya hidup sebagai fiksi, tapi ini lebih ke adat, kepercayaan, dan tradisi. :)

So, bukankan kita selalu diajarkan untuk menghargai kan...

3. 13 Februari - 14 Februari 2014, status meningkat, letusan, badai merah, hujan abu!
Honestly,  I am totally speechless,  and I was like, what should I do at that way and I can't believe that I eventually saw that with my own two eyes!

Tuhaaaan, aku mulai dari mana nih ceritanyaaa....

Oke I will create the subsections

3.1. Status Meningkat dari Siaga level III menjadi Awas
Aku awalnya entah firasat ato apa aku udah baca2 banyak bgt cerita dan berita tentang tentang aktivitas Gunung kelud dan Mbah Kuncennya juga kebetulan muncul di related postnya kemaren sore, sesaat sebelum letusan. Bahwa magma gunung Kelud memang sudah naik 700 sampai 1000 meter. Aku tahu aku percaya bahwa potensi meletus bakal terjadi. Tapi rasa gak percaya bahwa Kelud akan meletusnya bakal didepan mataku itu yang aku masi bisa geleng geleng, somplak kadang rasanya emang. Terakhir Gunung Kelud meletus adalah tahun 1992, setahun sebelum aku lahir atau 22 tahunan yang lalu lah. Dan dengan berbagai macam cerita pula tentang masa itu, aku jadi semakin gak siap dan takut banget buat menghadapinya dan bertekad buat ke Malang (kota tempat ngampus) secepatnya! Titik. Tapi Tuhan berkehendak lain. Menuju arah jam 22.00 malem, sudah beredar di media sosial bahwa Kelud naik status, dari Siaga menuju Awas. Oke, bapakku juga udah dapet panggilan kepolisian (halahh) buat ikut mengurus datangnya Pengungsi ke balai desa kami, loh lohh lohhhhh ada apaa nih?!?! Batinku kacau, aku sama ibuk lari kedepan rumah dan krik krik kriiikk, gak ada apapun yang terjadi dan tetangga2pun juga blum ada yang bangun. Kami balik tuh kerumah, nelpon sanak family yang ada didaerah sana buat cepet kedaerah kami buat ngungsi. Kemudian ibuk keluar lagi dan aku tetep didalem rumah neliat berita2 di internet sampai bapakku telpon bahwa bisa diliat badai api mulai keluar. Dan aku lari. Trus heniiinggg.......


3.2 Letusan dan Badai Merah
Yak, sementara yang di sosial media emang lagi ribet banget, dengan menenteng handphone dan tabletku (dihubungi dan menghubungi orang seabreg) aku menuju sawah depan rumah (btw, emang rumahku asli village bgt nget nget, gak nyangka kaaan?? -_- #abaikan) yang kemudian mulai menghampiri suara orang2 yang liat badai sambil jerit2 n mau nangis, aku berpikir, ahh masak segitunya, sampai aku liat sendiri, dan akuuuuu (pingsan dulu...) ikut jerit jerit dan memutuskan lari dari tengah sawah karena takut akan segala kemungkinan yang terjadi, kali aja ada hujan abu gitu atau percikan panas kan ngerii yaak. Akhirnya setelah keluar dari sawah, kami sekeluarga dan setetangga ngumpul di angkring depan rumahku buat liat fenomena alam yang bikin speechless ini. Akhirnya setelah keluarga kami yang derah timur dateng kerumah buat mengamankan diri dateng semobil gede. Kami mulai kedepan rumah semuanya dan sambil berkata2 penuh ketakutan, kami melihat betapa dahsyatnya Tuhan berkehendak. Aku merasa kecil, berkali menangis tanpa air mata dan cuma bisa mengenang apapun yang bisa dikenang. Takut takut takut. Takut badai itu, warna merah itu mendekat. Sampai kami mendapati letusannya terus mengarah keutara dan perlahan ke barat, tempat kami. Akhirnya setelah setengah sampai satu jam berawas2 melihat didepan rumah bersama sama, hujan abu mulai turun, sedikit, demi sedikit, derasss!!!


3.3 Hujan Abu
Ini fenomena terlama. Yak, tapi merupakan pemaparan tersingkat. Diradius daerahku, hujan abu tergolong sangat deras. Bau belerang dimana2, butuh masker ! Tapi kebetulan gak ada -__-. Sebenarnya bukan lebih ke abu versi abu rumahan, ini lebih ke kerikil gitu kayaknya. Peristiwa ini juga disertai dengan suara badai yang masih bergemuruh hingga pukul 2 pagi lebih. Sampai aku tertidur dengan sangat tidak pulas karena sebelumnya banyak sekali cerita bahwa BMKG telah mengumumkan bahwa akan ada gempa dan letusan susulan pada beberapa jam kedepan dan rawan pada radius sampai 20km. Aku stres,  tapi sepertinya fase kedua ini belum terjadi, dan entah kapan. Rumahku seperti salju, sudah setebah 10cm lebih mungkin dan pagi ini aku menemui semuanya telah mulai dibenahi jadi aku tidak bisa memotret kondisi sebenarnya. Dan pagi ini, udara mulai segar, kondisi mulai kembali, tapi status Gunung Kelud masih tetap Awas. Dan Awas!


4. Bagaimana dengan Fase Selanjutnya?
Sampai detik ini, masih banyak ketakutan yang muncul. Karena beberapa pihak sudah mantap memastikan bahwa ada Fase letusan berikutnya yang malah lebih dahsyat katanya, semoga tidak. Aku tidak tahu diperkirakan dengan benar kapan, yang jelas aku tak lagi berharap menundanya seperti dulu 2007 karena semakin ditahan, semakin muncul kemungkinan yang lebih dahsyat lagi mungkin. Saat ini aku hanya ingin memantau berita dan BMKG!  Apa lagi? Infotainment?  Oh nooo... ahaha, entah bagaimana kisah selanjutnya,  aku berharap Tuhan selalu melindungi kami semua, dan kamu yang mungkin tengah mengalami hal yang sama.

Mau dibilang bagaimanapun, letusan ini terbilang cepat sekali, dan aku masih belum percaya dengan apa yang aku lihat. Tapi itu benar2 terjadi. Sekarang. Aku akan memohon doa bagi kalian semua yang membaca agar teman2 dan saudara2 kalian ini selalu dalam perlindungan terbaik Tuhan. Doain yaahhh...

Oyaa, makasih banget buat temen2 yang udah banyak peduli, buat mas Gallant, Maya Fierda, Mbak Imas, Azzam, David, Syafi'i, Zahra, Firnanda, Pak Bambang, Anniza, Nadya, Dyah H, Aditya, Fatwatul, Dinda, teman2 fb yang setia mantau, Agni, Bagus, Tito, Amri, teman2 BBM dan semua muanyaa
Aku baik baik saja. Doain semuanya berjalan lancar namun baik2 saja tak kurang suatu apapun. Barakalloh. Jangan maen ke Kediri dulu yak cahh... hehe...

Ini nanti ada beberapa foto, namun tidak semuanya aku dapat sendiri dan mungkin ada yang bukan dari erupsi tahun 2014 ini, bisa saja tahun 2007, letusan gunung juga dari berbagai Sumber yaa, tidak saya klaim jadi jepretan saya.
Untuk foto rumah, itu baru jepretan saya...

Segala info juga akan aku update dengan segera. Makasih yang udah mampir ke curhatku ini yaa...
Oya, with or without Baby Volcano, bagiku Kelud tetap jadi kebanggaanku!

*Update:
Persore ini udah terjadi angin gede banget yg bikin kami sekeluarga cuma bisa doa aja, biasanya angin ini gak segitu ngeri sih, tapi karena rumah ketutup abu, mau gak mau ya abu bertebaran dan melayang2 di udara. Gak yakin abu2 yang jadi kabut siang hari itu cuma berasal dari daerahku, bisa saja dari daerah lain bahkan mungkin Blitar. Setelah itu terjadi hujan deras banget. Ini bagus buat ngurangin polusi tapi sangat bahaya buat kondisi atap rumah yang tadi udah digenang abu tebal yang kalo kena air hujan gak mau turun, bisa bisa ambrol. Dan pula kondisi rumah aku sekarang penuh genangan air. Yang biasanya kamar pribadiku paling selamat dari kebocoran. Ini malah tergenang air sekasur2nya. Sekarang sudah reda dan semua lebih siap lagi untuk siaga. Sekian updatenya ya.


Rumah penuh debu mirip Silent Hill
Kondisi abu tebal ruang tengah setelah hujan angin

No comments:

Post a Comment